TEMPO.CO, Jakarta - Organ vital yang cukup rentan mengalami infeksi adalah mata. Penyebabnya banyak faktor. Mulai dari debu, asap rokok, polusi, hingga infeksi jamur, virus, dan bakteri. Sedangkan gejala infeksi mata berupa rasa nyeri, pembengkakan, gatal, atau kemerahan pada mata.
Anda dapat memeriksakannya ke dokter, untuk mengetahui jenis infeksi mata yang dialami. Selain menemukan penyebab sakit mata, pemeriksaan medis juga akan memungkinkan dokter dalam memberikan pengobatan yang sesuai.
Penyebab sakit mata berdasarkan jenis infeksi mata
Baca Juga:
1. Mata merah
Konjungtivitis atau mata merah termasuk salah satu penyakit mata yang paling umum terjadi. Kondisi ini terjadi karena adanya peradangan atau infeksi pada selaput bening, yang melapisi bagian luar bola mata atau konjungtiva. Inilah yang memicu mata tampak merah.
Penyebab sakit mata satu ini bisa berupa paparan asap rokok, polusi, alergi, zat kimia (misalnya dalam sampo atau sabun muka), hingga infeksi bakteri dan virus. Selain mata yang memerah, konjungtivitis juga dapat mengakibatkan mata terasa nyeri, gatal, berair, hingga mengalami pembengkakan.
Pengobatan konjungtivitis bergantung pada jenis iritasi mata merah yang Anda alami. Konjungtivitis akibat bakteri akan ditangani dengan obat antibiotik. Obat ini bisa berupa obat tetes mata, salep, atau obat minum untuk membunuh bakteri. Sedangkan konjungtivitis yang terjadi karena serangan virus umumnya akan menghilang dengan sendirinya setelah 7-10 hari. Anda bisa mengompres mata menggunakan kain bersih yang sudah dibasahi air hangat guna menghilangkan rasa tidak nyaman. Konjungtivitis akibat alergi bisa ditangani dengan obat antihistamin. Anda juga bisa menghindari alergi dengan menjauhi pemicu alergi.
2. Bintitan
Bintitan merupakan istilah awam untuk kondisi mata bernama hordeolum. Pada kondisi hordeolum, benjolan kecil menyerupai jerawat akan tumbuh di dekat kelopak mata Anda. Penyebab sakit mata ini adalah infeksi akut pada kelenjar sekresi di kelopak mata. Terkadang, bakteri dapat masuk dan menginfeksi kelenjar minyak di kelopak mata dan memicu munculnya bintitan. Benjolannya bisa terbentuk pada salah satu atau kedua kelopak mata (atas dan bawah).
Bintitan mengakibatkan peradangan, nyeri, dan kemerahan pada kelopak mata. Selain benjolan, gejala bintitan bisa berupa rasa gatal, nyeri, dan bengkak pada mata, dan mata lebih banyak mengeluarkan air mata. Bintitan umumnya tidak butuh perawatan khusus dan bisa hilang dengan sendirinya. Namun Anda bisa melakukan perawatan di rumah untuk mempercepat penyembuhan.
Misalnya dengan mengompres mata dengan kain bersih yang sudah dibasahi air hangat. Lakukan selama 20 menit dan beberapa kali sehari. Gunakan air bersih dan sabun berbahan lembut (terutama yang tidak mengandung wewangian) untuk membersihkan area kelopak mata. Bila bintitan terasa nyeri dan bengkak, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti acetaminophen. Jangan memakai lensa kontak atau riasan mata hingga infeksi benar-benar hilang. Jika perlu, oleskan salep antibiotik. Namun obat ini sebaiknya digunakan dengan resep dokter.
3. Keratitis
Keratitis merupakan suatu jenis peradangan yang menginfeksi bagian kornea mata. Gejala keratitis umumnya meliputi kemerahan dan pembengkakan pada mata, mata terasa nyeri atau seperti ada yang mengganjal, mata berair, penglihatan kabur, serta mata yang sensitif terhadap cahaya. Penyebab sakit mata ini adalah infeksi (bakteri, virus, atau jamur) dan cedera mata. Bila disebabkan oleh infeksi, keratitis bisa menular. Sementara keratitis akibat cedera tentu tidak menular.
Karena penyebabnya berbeda-beda, pengobatannya juga bisa berlainan. Keratitis akibat bakteri dengan penggunaan obat tetes antibiotik selama beberapa hari. Sementara keratitis yang lebih parah akan ditangani dengan antibiotik oral (minum). Sedangkan keratitis akibat jamur, dokter akan memberikan obat tetes mata berisi cairan antijamur. Pengobatan ini dapat memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Sementara keratitis akibat virus: Obat tetes mata atau obat oral dapat membantu menyembuhkan infeksi ini dalam waktu beberapa hari hingga satu minggu. Namun infeksi virus dapat muncul kembali di kemudian hari, bahkan setelah pengobatan.
Selanjutnya Blefaritis peradangan kelopak mata